Monday, July 27, 2009

MAZHAB PECINTA Keluarga Nabi

Aku beli buku ni pada 18.7. 2009 dulu kat Fajar Baru.
Ditulis oleh Ayatullah Sayyid Muhammad al Musawi.
Tajuk asal bahasa Inggeris;
PESHAWAR NIGHTS.
Salah satu buku yang paling aku tunggu terjemahannya.
Banyak lagi aku nak cari, kalau ada teman teman AB yang tau dimana aku nak dapat, tolong beritau.

Saturday, July 25, 2009

APA YANG SAYA INGINKAN....


Bagi saya, tidak terlalu penting bahawa jawaban kita terhadap beberapa pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh sang guru tadi, sama dan serupa. Sebab yang paling saya pentingkan adalah adanya saling pengertian dikalangan sesama kaum muslimin. Adanya keterbukaan dan saling tegur sapa. Diskusi diskusi dingan dan terbuka diantara sesama muslimin yang berlainan madzhab dan aliran, sangat menunjang akan adanya ketawadhukan dalam hati. Sehingga sifat "aku saja yang benar dan betul" dalam erti memaksakan pendapatnya kepada orang lain, tidak akan lagi pernah menyentuh kalbu. Sehingga dengan itu semua kita sama sama merasa takut dan khuatir. Khuatir akan tidak sesuainya yang kita pegang dengan yang Allah kehendaki. Atau khuatir akan mendapat murka Allah kerana kita belum sepenuhnya mengamalkan aliran yang kita pegang atau yang bahkan kita banggakan.

Thursday, July 23, 2009

MENJEJAK KEBENARAN.....


"Saya fikir, sebagai langkah pertama, kita harus cari siapa yang dimaksudkan dengan 'orang orang yang berpengetahuan dalam ayat tadi." Jawab sang Guru dengan mantap. Tapi, dalam wajahnya yang sudah mulai keriput itu nampak bahawa ia dalam keadaan sedih dan cemas. Yah....... cemas kerana takut tidak dapat menemukan yang akan dicari.
Begitulah, pada pagi hari setelah beberapa hari berselang hari terjadinya dailog tersebut, sang Guru dengan diseretai beberapa orang murid pergi meninggalkan kota tempat ia mengajar. Padang pasir yang luas, panas dan ganas dihadapan mereka tidak menjadi penghalang pemergian mereka. Ya.......mereka pergi untuk mencari....mencari......dan terus mencari sesuatu yang dapat menyelamatkan mereka dari gurun akhirat yang jauh lebih panas dan ganas serta amat meneramkan. Dihari yang pada hari itu tidak lagi kita dapat memperbaiki kekeliruan kita.
DUHAI TUAN!......KALAU TANGAN ANDA BERGETAR KETIKA MEMBACA CERITA INI, BERERTI ANDA BELUM BERSEDIA MENGADAKAN PENCARIAN......MAKA DALAM KEADAAN YANG LEBIH TENANG, ANDA BACALAH SEKALI LAGI DAN SEKALI LAGI .........DAN SEKALI LAGI........DAN YANG PENTING.....JANGANLAH ANDA MEMANDANG DIRI ANDA ADALAH SUATU SOSOK YANG PENTING DALAM AGAMA......SIAPA PUN ANDA......SIAPA PUN.......SEBAB, KALAU HAL ITU TIDAK DAPAT DIHILANGKAN, MAKA AKAN SERASA SULIT UNTUK MERENUNGI KISAH INI SECARA TERBUKA DAN OBJEKTIF.

Tuesday, July 21, 2009

LALU, SIAPAKAH ORANG ORANG YANG BERPENGETAHUAN ITU...?


"Lalu, (kata seorang murid seterusnya) siapakah orang orang yang berpengetahuan atau ar rasyikun itu, guru?"
"Itulah yang harussaya selidiki. Dan saya rasa dalam hadits akan dapat dijumpai." Jawab sang Guru.
"Guru, barangkali perbedaan pendapat itu adalah rahmat. Sebab, dulu guru pernah membacakan sebuah hadits pada kami bahawa nabi pernah bersabda: Perbedaan pendapat ummatku adalah rahmat." Ujar sang murid lagi.
"Wah........itu dulu, sekarang kita harus fikirkan lagi tentang hadits itu. Apakah hadits itu sahih atau tidak, atau bahkan mengandung makna yang lain." Jawab sang guru.
"Kenapa begitu guru?" Soal seorang murid kebingungan.
"Muridku, (kata sang guru) apakah mungkin dikatakan sebagai suatu rahmat kalau segolongan dengan segolongan yang lain saling mensyirikkan, membid'ahkan, menyesatkan, mentidakislamikan, menyalahkan dan sebagainya? Apakah agama yang satu dan suci mengandungi hal hal seperti itu? Tidak, tentu tidak. Agama Islam hanya satu suara. Kalau haram, ya haram. Kalau bid'ah ya bid'ah dan seterusnya. Agama Islam tidak akan suci lagi kalau dinodai semacam tadi. apalagi dibanggakan kata kata rahmat tadi."
"Guru, apakah mungkin Islam satu suara dan kaum Muslimin menyuarakannya?" Tanya sang murid yang lain.
"Bukan mungkin lagi tapi bahkan MESTI. Dan bagi saya tak peduli orang orang, baik kafir atau Muslim, mengikutinya atau tidak." sang guru menjawab tegas.
"Lalu bagaimana caranya guru?" Tanya simurid lagi.

Sunday, July 19, 2009

APAKAH AYAT AYAT MUTASYABIHAT BOLEH DITAKWILKAN...?

"Guru." kata seorang murid yang lain." dulu guru pernah mengatakan bahawa qur'an itu mengandungi ayat ayat yang jelas dan mutasyabihat. Sedang yang mutasyabihat (samar) tidak diketahui takwilannya kecuali Allah?"
"Yah.....dulu memang demikian (jawab sang Guru). Tapi sekarang tidak lagi.Sebab, kalau Qur'an,walau sebagiannya, tidak difahami kecuali Allah, maka buat apa Qur'an diturunkan untuk manusia? Bukankah Qur'an ini diturunkan supaya manusia mengambil petunjuk daripadanya? Nah, kalau sebagian ayatnya yang mutasyabihat tadi tidak difahami, lalu untuk apa ayat itu diturunkan?
"Ma'af Guru! Bukankah dengan mengatakan demikian bererti guru telah keluar dengan makna ayat tadi, kerana diayat itu, untuk ayat ayat yang mutasyabihat dikatakan bahawa, ....tidak ada yang tahu kecuali Allah?"
"Murid ku, alQur'an itu ada titik komanya. Kaum muslimin berbeda pendapat dalam meletakkan koma pada ayat itu. Dan dulu aku meletakkan seperti yang apa engkau katakan. Akan tetapi sekarang, setelah dailog tadi, dan kerana alasan alasan tadi, yaitu alQur'an diturunkan untuk diikuti yang mana sudah tentu harus difahami terlebih dahulu, maka saya yakin bahawa koma pada ayat itu tidak terletak setelah Allah. Dan makna ayat itu sedikit berubah. Coba perhatikan! Kalau komanya setelah Allah, maka ayat itu akan menjadi '.....tidaklah ada yang tahu takwilnya kecuali Allah, dan orang orang yang berpengetahuan mengatakan bahawa; semua dari Allah'. Akan tetapi kalau komanya diletakkan setelah orang orang yang berpengetahuan, akan menjadi sebagai berikut, '.....tidaklah ada yang tahu takwilnya kecuali Allah dan orang orang yang berpengetahuan, yang mana mereka mengatakan semua dari Allah'. Sekarang aku yakin, bahawa peletakan koma yang kedua nitulah yang benar."

ALQUR'AN DAN HADITS YANG KITA FAHAMI BELUM TENTU BENAR.....??


"Wah....banyak, banyak sekali," Jawab sang Guru,"kami hanya bersepakat dalam masaalah bid'ah, kurafat, tahyul dan masaalah masaalah kesyirikan. Akan tetapi dalam masaalah ekonomi, sosial, politik dan lain lain kami mempunyai setumpuk perbedaan."
"Tapi itu kan tidak termasuk haram mengharamkan, guru." Kata sang Murid.
"Wah.....siapa bilang?" Sergah sang Guru."Misalnya masaalah bunga. Kita berbeda pendapat mengenainya. Ada yang tetap menharamkan walaupun bunganya untuk kepentingan umum dan ada yang tidak. Atau katakan pada sebagian yang lain tidak dengan kata haram mengharamkan. Akan tetapi seringkali kita dengar misalnya, kurang Islami, dalam keadaan begini, Islam tidak boleh begini natau begitu, yang itu salah yang lain benar dan lain lainnya, yang kata kata itu acapkali sali g kita lemparkan diantara sesama kita."
"Bagaimana jadi begitu, Guru?" Tanya saorang murid yan dari tadi kelihatan bingung. "Bukankan mereka sudah kembali kealQur'an dan hadits?"
" Ya......sekarang baru aku sadar, sejak perdebatanku dengan siPolan tadi, aku mulai mengerti bahawa alQur'an dan Hadits yang dipakai adalah alQur'an dan Hadits yang kita fahami. Bukankah jelas sekali alQur'an dan Hadits yang kita fahami belum tentu benar? Seandainya kita kembali ke alQur'an atau Hadits, tapi benar benar sesuai dengan keduanya, maka dapat dipastikan bahawa kita tidak akan bercerai berai seperti sekarang ini. Kerana dalam alQur'an tidak mempunyai kontradiksi sehingga boleh menimbulkan perpecahan ini." Lanjut sang Guru.
"Guru, apakah mungkin alQur'an dapat difahami sebenar benarnya, sehingga kalau kita kembali kepadanya pasti tidak akan bercerai berai?" Tanya saorang murid lagi.
"Itulah salah satu yang akan saya cari jawapannya. Sebab, saya sekarang memahami dari kejadian tadi, bahawa kerana mengingat agama Islam ini adalah agama akhir zaman, dan ia diturunkan untuk dijadikan pedoman, maka sesungguhnya mestilah alQur'an ini dapat difahami dengan sebenar benar pemahaman." Jelas san Guru.

Wednesday, July 15, 2009

SYIRIK MENSYIRIK...BID'AH MEMBID'AH...


"Itulah yang sedang ku fikirkan. Dulu guru guruku dalam hal hal tertentu menggunakan akal dan mencemuh orang yang tidak menggunakannya. Akan tetapi dalam hal hal yang lain, misalnya, keEsaanNya, alQur'an makhluk atau bukan, pertemuan kita dengan Allah disyurga, rukun iman keenam, mukjizat merosak tatanan sunnah Allah atau tidak, orang sholeh boleh saja dimasukkan keneraka kalau Ia berkehendak, dan banyak yang lain lagi, guruku tidak mau menerima huraian golongan lain yang menggunakan akal disamping alQur'an. Guruku mengatakan bahawa agama tidak boleh difikir fikirkan, tidak boleh menggunakan akal. Berapa banyak perbedaan diantara kaum muslimin. Barangkali inilah yang dimaksudkan nabi dengan perpecahan 73 golongan itu. Yah......yang mana yang benar, sangat susah mencarinya...."
"Guru, masih adakah perbedaan seandainya kita kembali kepada alQur'an dan Hadits, sebagaimana yang diamalkan dipondok pondok, guru?" Soal lagi san murid.
"Oh......ada, masih ada." Ujar sang Guru.
"Barangkali hanya furu', guru?"
"Ah....tidak. Tidak murid ku. Bahkan sampai syirik mensyirikkan. Yang mana syirik adalah dosa yang paling besar dan menyangkut masaalah keimanan. Dan walaupun sebagiannya adalah masaalah furu', akan tetapi kalau sudah sampai bid'ah membid'ahkan, ini adalah masaalah besar. Sebab setiap bid'ah adalah dhalalah, dan setiap dhalalah tempatnya dineraka. Jadi, sholat orang yang ada bid'ahnya, menurut yang membid'ahkan, bukah hanya sholatnya tidak diterima, akan tetapi bahkan akan menyebabkan mereka masuk neraka." Jelas sang Guru panjang.
"Guru, dulu guru pernah berkata bahawa dipondok guru adalah termasuk golongan yang kembali kepada alQur'an dan Hadits secara murni. Masih disana ada perbedaan pendapat dalam agama, Guru?" Tanya lagi sang murid tadi.