Saturday, June 20, 2009

PERTEMUAN BERAKHIR......

"Sebab bagi saya kitab suci termasuk bererti suci dari campur tangan manusia yang hina ini. Kitab suci haruslah hanya disusun oleh Tuhan sendiri. Dan alQur'an sulit untuk dipercaya oleh kami sebagai firmanNya yang murni, seandainya Ia lalai mewahyukan kepada NabiNya untuk menyusun kitabNya itu. Lebih lebih firmanNya atau sunnah NabiNya tidak ada yang menyuruh untuk itu, sesuai dengan apa yang tadi anda katakan. Bagi saya kalau memang agama Islam itu benar, tidak adanya perintah dalam firmanNya dan sunnah digabung dengan mustahilnya Tuhan membiarkan berserakannya firmanNya didaun daun, dikulit kulit kayu, tulang tulang dan lain lain, menunjukan bahawa Ia telah menyusun semua firmanNyaitu dengan membimbing NabiNya. Tapi yah......sekarang belum dapat saya yakini kebenaran Islam ini sebelum janji untuk menyelesaikan diskusi ini dapat anda penuhi nantinya." Kata sipenanya panjang lebar.
Dengan perasaan malu tapi ia berusaha untuk tetap tenang Sang Guru terpaksa berjanji untuk kesekian kalinya pada Sipenanya, Ia berkata," Apa yang anda katakan tadi, semuanya ada benarnya. Saya kagum kepada kecemerlangan tuan.Semoga saya segera dapat membantu tuan dalam hal ini setelah saya memperdalam lagi. Dan sekali lagi maafkanlah saya dalam keterbatasan saya ini. Untuk hari ini, cukup sekadar disini saja. Untuk besok dan seterusnya, buat sementara tidak akan ada pertemuan sehingga saya kembali nanti. Dan sekali lagi saya minta maaf untuk ini serta terima kasih saya ucapkan untuk kedatangan anda dan perhatian anda selama ini."
Setelah bersalaman dengan penuh akrab, pertemuan pada hari itu yang mana adalah hari terakhir, berakhir. Sang Guru tinggal dengan beberapa muridnya untuk sholat Zhuhur. Setelah usai sholat, Sang Guru sejenak melamun dan memikirkan kejadian yang pertamakali dialaminya sebentar tadi, selama ia menyebarkan Islam. Ia sedih dan menyesal serta memuhun ribuan keampunan dari Tuhan diatas keterbatasan ilmunya. Ia mohon pertunjuk dari Allah agar Ia membimbingnya kejalan yang benar.
Setelah itu ia menghadap murid muridnya yang nampak semakin tegang melihat guru mereka tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan Sipenanya tadi. Dengan suara lembut dan penuh kasih sayang Sang Guru berkata;
"Murid murid ku! Gurumu ini adalah ibarat setetes dari lautan luas pengetahuan Islam. Yakinkanlah bahawa kelemahan itu ada pada gurumu ini. Bukan pada Islam. Memang sekarang aku baru sadar bahawa apa yang dilakukan oleh sebagian muslimin, ia itu memperdalam ilmu logika dan filsafat, yang kami di pondok dulu menganggap hal itu telah mengotorkan agama kerana telah memasukkan unsur unsur akal kedalamnya, ternyata sangat bermanfaat untuk mempertahankan Islam. Bahkan tanpa akal, seperti yang terjadi tadi, kita tidak dapat mempertahankan kesuciannya. Terus terang, kami dulu waktu belajar dipondok, kami merasa bangga dan sangat bersyukur kepada Allah kerana Ia telah membimbing kami kepada Islam murni. Artinya, kerana kami hanya berpegang kepada alQur'an dan alHadits. Kami tidak menerima segala macam takwilan yang bersifat aqli terhadap keduanya. Kami mengira hanya dengan kembali kepada keduanya kita akan selamat dan tidak akan terpecah seperti yang diisyaratkan dalam hadits (iaitu menjadi 73 bagian."

No comments: